Makanan Khas Yogyakarta

Gudeg Yogyakarta

Yogyakarta. Daerah istimewa yang biasa disebut Jogja ini mempunyai sejumlah makanan enak, murah dan bergizi. Atmosfer seni yang ‘nyentrik’ dan kekayaan kulinernya selalu bikin hati siapa saja kepincut. Tidak hanya wisatawan lokal, turis mancanegara pun tak pernah bosan berkunjung ke kota berjuluk ‘Never ending asia’ ini. 

Salah satu makanan khas nya adalah Gudeg. Gudeg (bahasa Jawa gudheg) adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan dan dibumbui dengan kluwek. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tahu dan sambal goreng krecek.

Ada berbagai varian gudeg, antara lain:

  • Gudeg Kering, yaitu gudeg yang disajikan denganareh kental, jauh lebih kental daripada santan pada masakan padang.
  • Gudeg Basah, yaitu gudeg yang disajikan denganareh 
  • Gudeg Solo, yaitu gudeg yang arehnya berwarna putih

Salah satu warung gudeg yang terkenal akan kelezatannya adalah warung Gudeg Wijilan

Gudeg Wijilan memang bercita rasa khas, berbeda dengan gudeg pada umumnya. Gudegnya kering dengan rasa manis. Cara memasaknya pun berbeda, buah nangka muda (gori) direbus di atas tungku sekitar 100 derajat celcius selama 24 jam untuk menguapkan kuahnya.

Sebagai lauk pelengkap, daging ayam kampung dan telur bebek dipindang yang kemudian direbus. Sedangkan rasa pedas merupakan paduan sayur tempe dan sambal krecek. Ketahanan gudeg Wijilan ini memang cocok sebagai oleh-oleh, karena merupakan gudeg kering, maka tidak mudah basi dan mampu bertahan hingga 3 hari. Tak heran jika gudeg dari Wijilan ini sudah “terbang” ke berbagai pelosok tanah air, bahkan dunia.

Harganya pun variatif, mulai dari Rp 10.000,- sampai Rp 100.000,-, tergantung lauk yang dipilih dan jenis kemasannya. Bahkan ada yang menawarkan paket hemat Rp 5.000, dengan lauk tahu, tempe, dan telur.

 

sepak bola


Apa Itu Sepak Bola ? Sepak Bola adalah permainan bola yang dimaikan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Olahraga ini sangat digemari dan terkenal sampai ke manca negara yang dimainkan oleh berbagai kalangan jenis usia baik usia tua maupun muda. Permainan dari sepak bola ini bertujuan untuk mencetak gol/memasukan bola kedaerah gawang lawan sebanyak – banyaknya dengan menggunakan bola kulit berukuran 27-28inci. Lapangan yang digunakan dalam permainan sepak bola ini umumnya berumput hijau dengan lebar lapang 50-100 yard dan panjang 100-300 yard. Gawang tempat mencetak gol terletak di bagian ujung lapangan dengan dibatasi jaring berukuran tinggi 8 kaki dan lebar 24 kaki.

Kapan Olahraga Sepak bola ini Lahir? Sejarahnya dimulai sekitar abad ke-2 dan -3 Masehi di Cina. Di masa Dinasti Han, masyarakat menggiring bola kulit denan menendangnya ke jaring kecil. Permainan serupa juga dimaikan di Jepang dengan sebutan Kemari. Di Italia, permainan menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai abad ke-16.

Sepak bola Modern mulai berkembang di Inggris menjadi sangat digemari. di beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak kekerasan, selama pertandingan akhirnya Raja Edward III melarang pertandingan ini dimainkan pada tahun 1366. A James I dari Skotlandia juga mendukung larangan untuk memainkan sepak bola pada tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi terkenal di lingkungan Universitas dan Sekolah. Sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1963 ketika 11 sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk permainan tersebut. Bem dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan sepak bola (soccer). Pada tahun 69, pembawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepak bola. Selama th 0-an olahraga tersebut dibawa oleh pelaut, pedagang dan tentara Inggris ke berbagai belahan Dunia. Di tahun 19aasi tertinggi sepak bola dunia (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun 1900-an berbagai kompetisi dimainkan diberbagai negara.

 

 

 

budaya jawa

Midodareni adalah salah satu rangkaian posesi adat pernikahan yang berasal dari daerah jawa. Midodareni berasal dari kata dasar widodari (Jawa) yang berarti bidadari yaitu putri dari sorga yang sangat cantik dan sangat harum baunya. Masyarakat Jawa tradisional percaya bahwa pada malam tersebut, para bidadari dari kayangan akan turun ke bumi dan bertandang ke kediaman calon pengantin wanita, untuk menyempurnakan dan mempercantik pengantin wanita.

Acara ini merupakan sebuah acara ritual adat pernikahan jawa (selain jawa barat) yang biasanya disandingkan dengan acara seserahan. Pada malam midodareni calon pengantin wanita hanya diperbolehkan berada di dalam kamar pengantin. Dan yang dapat melihat hanya saudara dan tamu yang wanita saja. Para Gadis dan Ibu-ibu. Midodareni pada jaman dulu biasanya dilaksanakan antara jam 18.00 sampai dengan jam 24.00 ini disebut juga sebagai malam midodareni, calon penganten tidak boleh tidur.

Pada waktu acara berlangsung pengantin putri mengenakan busana polos artinya dilarang mengenakan perhiasan apa-pun kecuali cincin kawin. Dalam malam midodareni itulah baru dapat dikatakan pengantin dan sebelumnya disebut calon pengantin.

Pada malam itu pengantin pria datang ke rumah pengantin putri atau di sebut dengan ‘Njonggol’ atau menampakkan diri. Pengantin pria datang dengan membawakan bingkisan untuk pengantin wanita yang berjumlah ganjil. Pemberian bingkisan ini disebut seserahan.

Setelah pengantin pria datang dengan memperlihatkan sesungguhannya untuk menikahi pengantin wanita, Ibu pengantin wanita mendatangi putrinya untuk menanyakan kemantapan dan kesiapannya menjadi seorang istri, yang disebut “tantingan”.

Setelah itu orang tua pengantin wanita memberikan wejangan kepada pengantin pria, yang di sebut Catur Wedha. Catur Wedha ini berisi empat pedoman hidup. Diharapkan Catur Wedha ini menjadi bekal untuk calon pengantin dalam mengarungi hidup berumah tangga. Catur Wedha ini merupakan peninggalan nenek moyang suku Jawa yang perlu direnungkan ketika memasuki gapura pernikahan.

Isi dari Catur Wedha ini kadang berbeda susunan atau penyebutan di berbagai tempat, namun begitu inti dari ke-empat wejangan ini adalah sama. Salah satu empat isi wejangan Catur Wedha ini antara lain:

1.hangayomi

2.hangayani

3.hangayami.

 

 

Makna Keimanan dalam Perspektif Lintas Iman

  1. Atheisme

Atheisme adalah sebuah pandangan filosofi yang tidak memercayai keberadaan Tuhan dan dewa-dewi ataupun penolakan terhadap teisme. Dalam pengertian yang paling luas, ia adalah ketiadaan kepercayaan pada keberadaan dewa atau Tuhan.

Meskipun Atheis memiliki banyak sekali anggapan bahwa mereka tidak beragama, akan tetapi ada pula dalam salah satu paham Atheis yang memiliki ‘agama’(lebih tepatnya menamakan pahamnya sebagai sebuah bentuk agama dan juga menjadikan apa yang dilakukan di dalam tempat suci mereka adalah sebuah bentuk ritual ibadah).

Atheis sendiri terbagi menjadi 2, pertama adalah Atheisme praktis, dapat berupa:

  1. Ketiadaan motivasi religius, yakni kepercayaan pada Tuhan tidak memotivasi tindakan moral, religi, ataupun bentuk-bentuk tindakan lainnya.
  2. Pengesampingan masalah Tuhan dan religi secara aktif dari penelusuran intelek dan tindakan praktis.
  3. Pengabaian, yakni ketiadaan ketertarikan apapun pada permasalahan Tuhan dan agama.
  4. Ketidaktahuan akan konsep Tuhan dan dewa.

Dan jenis Atheis yang kedua yaitu Ateisme teoretis, secara eksplisit memberikan argumen menentang keberadaan Tuhan, dan secara aktif merespon kepada argumen teistik mengenai keberadaan Tuhan, seperti misalnya argumen dari rancangan dan taruhan Pascal. Terdapat berbagai alasan-alasan teoretis untuk menolak keberadaan tuhan, utamanya secara ontologis(konkret, hakikat), gnosiologis(hubungan dengan Tuhan), dan epistemologis(asal, sifat, karakter). Selain itu terdapat pula alasan psikologis(proses mental) dan sosiologis(lingkungan masyarakat).

Jadi secara garis besar, kaum Atheis secara umum tidak memiliki/meng-apatiskan(sikap pengacuhan, tidak peduli, masa bodoh) teori-teori keimanan. Akan tetapi mereka tetap memiliki keyakinan akan kebenaran yang mereka jadikan tolok ukur dalam hal kaitannya moralitas keseharian yang tanpa adanya motivasi yang bersifat religius atau teologis.

  1. Hindu

Theologi dalam terminologi agama Hindu disebut Brahma Vidya yaitu pengetahuan tentang Brahma (Tuhan). Dalam keyakinan agama Hindu, Brahman atau Tuhan hanyalah satu, esa, tidak ada duanya, namun karena kebesaran dan kemuliaanNya, para resi dan orang-orang yang bijak menyebutnya dengan beragam nama.

Agama Hindu merupakan sistem kepercayaan yang kaya, mencakup keyakinan yang bersifat monoteisme(satu Tuhan), politeisme(banyak Tuhan), panenteisme(kepercayaan yang menyatakan bahwa Tuhan ada dan meresapi setiap bagian dari alam), panteisme(pendapat bahwa segala barang merupakan Tuhan), monisme(hanya ada satu substansi dalam alam), dan ateisme. Konsep ketuhanannya bersifat kompleks dan bergantung pada nurani setiap umatnya atau pada tradisi dan filsafat yang diikuti. Kadangkala agama Hindu dikatakan bersifat henoteisme (melakukan pemujaan terhadap satu Tuhan, sekaligus mengakui keberadaan para dewa), namun istilah-istilah demikian hanyalah suatu generalisasi berlebihan.

Mazhab Wedanta(ajaran ini mengkaji salah satu bagian kitab Weda, yaitu kitab Upanisad) dan Nyaya(mazhab yang berdasar penelitian analitis dan kritis. Ajaran ini berdasarkan pada ilmu logika, sistematis, kronologis dan analitis) menyatakan bahwa karma(konsep “aksi” atau “perbuatan” yang dalam agama India dipahami sebagai sesuatu yang menyebabkan seluruh siklus kausalitas  yaitu, siklus yang disebut “samsara“, keadaan tumimbal lahir (kelahiran kembali) yang berulang-ulang tanpa henti) itu sendiri telah membuktikan keberadaan Tuhan.

Itu artinya, meskipun dalam agama hindu tidak ada istilah “iman”, akan tetapi dalam agama mereka diajarkan tentang kepercayaan terhadap adanya/keberadaan Tuhan. Dan kepercayaan mereka akan Tuhan menjadi motivasi religius dalam moralitas keseharian(seperti kepercayaannya tentang karma).

3. Kristen

Agama Kristen adalah sebuah kepercayaan monoteistik yang berdasar pada ajaran, hidup, sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus menurut Perjanjian Baru(sering disingkat PB, merupakan bagian utama yang kedua dari kanon Alkitab Kristen(sekumpulan kitab yang dianggap oleh suatu denominasi(suatu kelompok keagamaan yang dapat diidentifikasikan di bawah satu nama, struktur, dan/atau doktrin) Kristen sebagai terinspirasi secara ilahi dan dengan demikian membentuk sebuah Alkitab Kristen), yang mana bagian pertamanya adalah Perjanjian Lama (sering disingkat PL, merupakan bagian pertama dari Alkitab Kristen, yang utamanya berdasarkan pada Alkitab Ibrani, berisikan suatu kumpulan tulisan keagamaan karya bangsa Israel kuno) yang didasarkan pada Alkitab Ibrani(kumpulan teks-teks Yahudi kanonikal). Perjanjian Baru berbahasa Yunani ini membahas ajaran-ajaran dan pribadi Yesus, serta berbagai peristiwa dalam Kekristenan pada abad ke-1. Umat Kristen memandang PB bersama-sama dengan PL sebagai kitab suci.. Agama ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias yang diramalkan dalam Perjanjian Lama, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa.

Pemeluk agama Kristen mengimani bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat, dan memegang ajaran yang disampaikan Yesus Kristus. Dalam kepercayaan Kristen, Yesus Kristus adalah pendiri jemaat (gereja) dan kepemimpinan gereja yang abadi (Injil Matius 16: 18-19)

Dalam agama Kristen istilah iman dan percaya dalam Alkitab sering mengandung komponen-komponen makna sebagai berikut:

  1. percaya dan menerima bahwa sesuatu itu benar,
  2. mengandalkan/mempercayakan diri setia

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa dalam agama Kristen(mengingat agama Kristen adalah salah satu agama Samawi) keimanan adalah hal penting yang memberikan motivasi religius dalam moralitas keseharian.

4. Islam

Dalam bukunya yang berjudul “Iman dan Kehidupan”,  menurut Yusuf Al Qardhawi pengertian iman yang sesungguhnya ialah kepercayaan yang meresap ke dalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari.

Menurut Yusuf Al Qardhawi, ia menjelaskan hal-hal yang berkaitan tentang keimanan dan hal-hal yang menegasikan penyalah-artian keimanan.

Berikut adalah ringkasannya;

  1. Iman bukan semata-mata pernyataan seseorang dengan lidahnya.
  2. Iman bukan semata-mata mengerjakan amal dan syi’ar yang biasa dilaksanakan orang-orang beriman.
  3. Iman bukan semata-mata mengetahui arti dari hakikat keimanan.
  4. Iman perlu dapat diterima oleh akal sampai pada tingkat keyakinan yang kuat.
  5. Iman disamping pengetahuan, pengertian, dan kepercayaan yang kuat, perlu sejalan dengan keikhlasan.
  6. Iman hendaknya juga bisa menimbulkan semangat kerja dan berkorban dengan harta dan diri.
  7. Al quran selalu mengemukakan dan menggambarkan iman dalam bentuk budi pekerti yang baik dan amal yang berguna.

Dalam buku karya Syeikh Imam Abu Hasan Al Asy’ari yang berjudul “Maqaalaat Al-Islamiyah wa Ikhtilaf Al Mushallihin”. Ada pendapat dari Hisym al-Fuwathi bahwa iman itu mencakup segala aspek perbuatan yang menjurus pada ketaatan, baik yang berupa perbuatan wajib maupun yang dianjurkan.

Dari sini dapat dilihat bahwa islam sangat menekankan arti keimanan itu dalam bentuk aplikasi moralitas keseharian. Meskipun pendapat tiap-tiap sekte/aliran(yang dikemukakan oleh para tokohnya) berbeda-beda, aspek yang penting dari keimanan adalah keyakinan hati tentang ketuhanannya.